A. Pengertian Psikologi
Secara
etimologi psikologi berasal dari kata Yunani “psycho” yang artinya jiwa, dan
“logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi Psikologi artinya
ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Baik mengenai macam-macam gejalanya,
prosesnya, maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut Ilmu Jiwa.
Secara
terminologi Psikologi menurut kesimpulan para ahli adalah ilmu yang mempelajari
semua tingkah laku dan perbuatan individu. Dimana individu tersebut tidak dapat
dilepaskan dari lingkungannya.
B. Pengertian Manajemen
Secara
etimologis manajemen berasal dari kata “management” yang artinya
ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Dalam bahasa Arab istilah
manajemen diartikan sebagai an-nizam, yang merupakan suatu tempat untuk
menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.
Secara
terminology yang diambil kesimpulannya menurut para ahli manajemen adalah
serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,
mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendaya
gunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
C. Pengertian Psikologi Manajemen
Psikologi
manajemen adalah suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam
proses manajemen dalam rangka melaksanakan funsi-fungsi manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
D. Fungsi – Fungsi Manajemen (Management Functions)
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara
praktisi maupun di antara teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi
manajemen, sering pula disebut unsur-unsur manajemen.
Fungsi – fungsi manajemen adalah
sebagai berikut:
1. Planning
1. Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat
sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja
merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan
perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus
dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran
dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
2. Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang
bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau
sejumlah sasaran.
3. Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
a. Mengambil keputusan.
b. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
c. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
b. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
c. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya,
serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil
dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
4. Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau
instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.
5. Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu
fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada
bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang
diinginkan oleh atasan.
6. Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu
fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi
kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan,
menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama
yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
7. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut
pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan
dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah
digariskan semula.
8. Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian
perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal
yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
9. Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna
maksimal kepada organisasi.
10. Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau
mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum
suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
E.
Sarana
– Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan
alat-alat sarana (tools). Tools merupakan
syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu men, money, materials,
machines, method, dan markets.
1. Man
Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya
orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Money
atau Uang
Merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan
dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu
uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan
untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli
serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3. Materials
Terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi
sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan,
tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machine
atau Mesin
Digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
5. Market
atau pasar
Adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan)
produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila
barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti.
Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar
dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus
sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
F. Konsep Dasar Psikologi Manajemen
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage
sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai ilustrasi, dulu dalam manajemen, orang berproduksi hanya mengandalkan sumber daya
alam. Misalnya, orang berburu, memancing atau memetik hasil hutan saja untuk
memenuhi keperluannya. Tetapi lama-kelamaan mulai terasa bahwa dengan
menambahkan sumber daya manusia (terutama akalnya), maka orang akan bisa lebih
efektif dan efisien dalam berproduksi. Maka mulailah dikenal pertanian,
peternakan dan upaya budi daya sumber-sumber alam lainnya.
Setelah itu, timbul lagi kebutuhan akan modal, karena dengan investasi dana
tertentu, akan bisa dibuat alat tertentu untuk lebih meningkatkan lagi
efisiensi dan efektivitas produksi. Maka sejak zaman revolusi industri, tiga
modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Sumber Daya Uang)
dan SDM (Sumber Daya Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk
mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu.
Kaitannya dengan psikologi: dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi,
diketahui bahwa unsur SDM (Sumber Daya Manusia) ternyata merupakan yang
terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi
yang memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor
internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan
berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM (Sumber
Daya Manusia) yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Kegiatan intervensi (yang bertujuan untuk "mengolah" manusia) inilah
yang menjadi titik tolak dari kajian ilmu psikologi manajemen. Hal ini
bertujuan agar seluruh kayawan / SDM (Sumber Daya Manusia) dari suatu
organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan informasi
kepada pelanggan atau rekan sekerjanya, dan pada akhirnya membuat karyawan itu
senang pada pekerjaan dan perusahaannya.
G. Manfaat Psikologi Manajemen
1. Untuk
mendapatkan pemecahan bagi masalah-masalah yang penting berkenaan dengan
penggunaan tenaga manusia di dalam proses manajemen.
2. Agar
dunia manajemen mampu menggunakan prosedur-prosedur yang lebih relevan atau tepat
untuk memecahkan masalah-masalah human (kemanusiaan).
Sumber:
http://salsaakbar.blogspot.com/2012/12/makalah-psikologi-manajemen.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/tugas-psikologi-manajemen-arinta-rahmahadi-105-07-027-3-pa-04/
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080827094634AAWg54B
Kartini
Hartono, Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan, dan Industri,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994), hlm 1
A. Definisi dan Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
4. Pengertian
Organisasi
Organisasi adalah
sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu
kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Prinsip- prinsip Organisasi
Taylor menuliskan
hasil penelitiannya tentang manajemen pabrik di Amerika Serikat, Henry Fayol,
orang Perancis, mengkonsolidasikan prinsip-prinsip organisasinya. Meskipun
mereka menulis pada waktu bersamaan, focus dari Taylor dan Fayol cukup berbeda.
Ide – ide Taylor didasarkan atas penelitian ilmiah, sedangkan Fayol menulis
atas dasar pengalamannya bertahun-tahun sebagai seorang praktisi eksekutif.
Fayol mencoba
mengembangkan prinsip – prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua
manajer dari semua tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang
harus dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian
pada tingkat yang paling rendah dari organisasi manajemen, yaitu tingkat paling
rendah dari sebuah pabrik (shop level management).
Fayol mengusulkan
empat belas prinsip yang menurutnya dapat digunakan secara universal dan dapat
diajarkan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas. Banyak dari prinsip
organisasi tersebut, meskipun kurang keuniversalannya, diikuti secara luas oleh
para manajer dewasa ini, yaitu:
1. Prinsip pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith.
Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih
efisien.
2. Prinsip wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan hak ini
kepadanya,. Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika
wewenang digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang
manajer harus sama dengan tanggung jawabnya.
3. Prinsip disiplin,
Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi.
Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling
pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan
organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari
peraturan tersebut.
4. Prinsip kesatuan
komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang
atasan.
5. Prinsip kesatuan
arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus
dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
6. Prinsip mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu. Kepentingan
seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan
organisasi secara keseluruhan.
7. Prinsip remunarasi, Para pekerja harus
digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8. Prinsip sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam
pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada
manajemen) atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat.
Kuncinya terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal
untuk setiap situasi.
9. Prinsip rantai scalar. Garis wewenang
dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai
scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti
rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan
jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahhu.
10. Prinsip tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang
tepat.
11. Prinsip keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan
12. Prinsip stabilitas masa kerja para pegawai, perputaran (turnover) pegawai yang
tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia
yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda
pengganti
13. Prinsip inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan
rencana-rencana akan berusaha keras
14. Prinsip esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan
persatuan di dalam organisasi.
Selain ke-14 prinsip
organisasi di atas, ada beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi lainnya.
Diantaranya adalah:
1. Prinsip perumusan tujuan yang jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat
penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat
hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.
2. Prinsip pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan
jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini
supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat
tercapainya suatu tujuan.
3. Prinsip delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas maka
akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari
masing-masing unit kerja.
4. Prinsip rentang
kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu
kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari rentang
kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau kesewenangan
kekuasaan tersebut.
5. Prinsip tingkat
pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan dengan
sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur organisasi tersebut.
Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik itu atasan maupun
bawahan akan tercipta.
6. Prinsip kesatuan
perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur organisasi yang
jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula. Begitu juga
dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah) akan
nampak.
7. Prinsip koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu
organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta.
Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin cepat tercapai.
C. Pola- pola Organisasi
Pola Organisasi dibagi
menjadi dua bagian yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
1. Organisasi Formal
Organisasi formal
adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan mempunyai tujuan tertentu yang
disadari pula dengan menggunakan sistem tugas. hubungan wewenang, tanggung
jawab maupun penanggung jawaban dirancang oleh manajer agar pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama. Dalam
organisasi formal semua hubungan kewenangan maupun responsibility akan terlihat
dalam bagan struktur organisasi perusahaan, di mana pada bagan tersebut akan
diperlihatkan seberapa besar wewenang maupun tanggung jawab yang harus dipikul
untuk masing-masing pekerjaan yang merupakan bagian dari pekerjaan yang lebih
besar dengan (sasaran yang tercapainya tujuan organisasi yang lelah
ditetapkan).
2. Organisasi Informal
Organisasi Informal
merupakan Organisasi yang tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang
secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa didasarkan pada hubungan
wewenang formal pada struktur organisasi maupun kesepakatan tujuan bersama.
D. Tujuan Organisasi
Tujuan adalah
suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai dari
setiap kegiatan yang telah dilakukan sebelumya. Untuk membahas tujuan dari pada
organisasi ini, ada beberapa hal yang akan kita bahas sebagai pelengkap dari
pada isi tujuan organisasi, yaitu:
1. Misi Dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi
menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah
suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi
organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi
dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup
operasi dalam hal produk dan pasar. Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi
sebagai :
a. Suatu pernyataan
tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan
b. Pernyataan tentang
keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas
mencoba untuk menimbulkannya.
Tujuan dapat berupa
tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan
strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan
terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai
dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.
2. Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi
a. Pedoman Bagi Kegiatan,
melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan
memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan
tidak harus dilakukan
b. Sumber Legitimasi,
akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan
dari lingkungan di sekitarnya
c. Standar
Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan
memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi)
organisasi
d. Standar Motivasi,
berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam
kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota
d. Dasar Rasional
Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan
organisasi
3. Tipe-Tipe Tujuan
Klasifikasi tujuan
dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan
menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan” , yaitu :
a. Tujuan
Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi
luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
b. Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan
dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen.
Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis
c. Tujuan Sistem
(System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada
barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil
d. Tujuan Produk
(Product Goals)/Tujuan Karakteristik Produk, berbagai karakteristik
barang- barang / jasa-jasa produksi
e. Tujuan Turunan
(Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaanya
dalam pencapaian tujuan lain
4. Proses Penetapan Tujuan
Merupakan usaha untuk
menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan
organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi
adalah :
a. Barang dan jasa
yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling
sedikit sama dengan harganya
b. Barang dan jasa
dapat memuaskankebutuhan konsumen/ langganan
c. Teknologi yang
digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya
dan kualitas bersaing
d. Kerja keras dan
dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik
e. Pelayanan manajemen
akan memberikan public image yang mengguntungkan, sehingga mereka bersedia
menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi
f. Perusahaan
mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan
kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.
5. Bidang-Bidang Tujuan
Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan
8 bidang pokok di mana perusahaan harus menetapkan tujuan :
a. Posisi Pasar
b. Produkivitas/Efesiensi,
adalah rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan keuangan) dengan
keluaran organisasi
c. Sumber Daya Phisik
dan Keuangan, tujuan harus ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan
serta penyediaan bahan baku
d. Profitabilitas
d. Inovasi
e. Prestasi dan Sikap
Karyawan
f. Prestasi dan
Pengembangan Manajer
g. Tanggung Jawab
Sosial dan Publik
6. Kebutuhan Penyeimbangan Tujuan
Hampir semua
organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk memnihi permintaan
“trade off” dari berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam operasi
organisasi. Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut.
Dalam proses pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan /
campuran optimum tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang
terlibat dalam organisasi.
7. Perumusan Tujuan
Tujuan dirumuskan
dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi
organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan
semua pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi. Agar perumusan
tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagao berikut :
a. Proses perumusan
tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap
pencapaian tujuan
b. Manajer puncak
(sebagai perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung jawab untuk menurunkan
tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah
c. Tujuan harus
realistic, diselaraskan dengan lingkungn internal dan eksternal
d. Tujuan harus jelas,
beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi
e. Tujuan umum hendaknya dinyatakan secara
sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh pelaksana
f. Tujuan bidang
fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum
g. Manajemen harus selalu meninjau kembali
tujuan telah ditetapkan.
E. Teori Organisasi
1. Teori Organisasi Klasik
Konsep-konsep tentang
organisasi telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep-konsep ini sekarang
dikenal sebagai teori klasik (Classical Theory) yang disebut juga teori
tradisional. Organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik
sebagai sangat tersentralisasi, dan tugas-tugasnya terspesialisasi.
Para teoritisi klasik
menekankan pentingnya rantai perintah dan penggunaan disiplin, aturan dan
supervisi ketat untuk mengubah organisasi-organisasi agar beroperasi lebih
efisien. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan ,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja
bersama.
2. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan
oleh Max Weber dalam bukunya: The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
Kata biokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Menurut Weber bentuk
organisasi yang birokratik secara koadratnya adalah bentuk organisasi yang
palin efesien. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai
berikut:
a. Pembagian kerja yang jelas
b. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
c. Program rasional
dalam pencapaian tujuan organisasi
d. Sistem prosedur
bagi penanganan situasi kerja
e. Sistem aturan yang
mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan
3. Teori Administrasi
Teori administrasi
berkembang sejak tahun 1900. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar
sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, seperti Mooney dan Reily
di Amerika.
Henri Fayol menyatakan
bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi:
a. Kegiatan-kegiatan
teknikal (produksi, manufacturing, adaptasi)
b. Kegiatan-kegiatan
komersial (pembelian, penjualan, pertukaran)
c. Kegiatan-kegiatan
keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan opersonalia organisasi)
d. Kegiatan-kegiatan
akuntansi (penentuan persediaan, biaya, penyusunan neraca dan laporan
rugi-laba, statistik)
e. Kegiatan-kegiatan
manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian, pengawasan).
4. Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah
dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori manajemen ilmiah masih banyak
dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Dalam buku-buku literature,
manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah
merupakan penerapan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen
ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik.
5. Teori Organisasi Neoklasik
Teori neoklasik mucul
dan mengusulkan perubahan-perubahan pada teori klasik, sejak diperkenalkannya
ilmu pengetahuan tentang prilaku manusia. Dengan ilmu pengetahuan tersebut
penganut teori hubungan manusiawi menunjukkan bagaimana tiang dasar konsepsi klasik
sangat ditentukan oleh kegiatan manusia. Kritik dan usul perubahan neoklasik
pada tiang organisasi formal.
Aliran neoklasik bukan
merupakan atau mencetuskan suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran
klasik. Neoklasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik prilaku
organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.
6. Teori Organisasi Modern
Teori modern bisa
disbut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik
dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju.
7. Teori Sistem Umum
Teori sistem umum
merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan
kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori sistem umum
adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan
menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh sistem sebagai titik
awal.
Sumber:
http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/07/14-prinsip-organisasi-henry-fayol.html
http://destiasalma.blogspot.com/2010/01/penetapan-tujuan-organisasi.html
http://mahurianasla.blogspot.com/2011/01/pola-organisasi-psb.html
http://ariandito-ariandito.blogspot.com/2011/03/teori-organisasi.html
http://luffybersahabat.blog.com/2011/01/19/tujuan-organisasi/
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu
komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku
seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan
(Effendy, 2000 : 13).
Komunikasi adalah proses pemindahan
pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain
(Handoko, 2002 : 30).
Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).
Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).
Komunikasi adalah proses
pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang
lain (Handoko, 2002 : 30).
Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi :
pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan
makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan.
Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga
dipahami (Robbins, 2002 : 310).
B. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah :
a. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota
dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan
formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
b. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan
kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan
apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
c. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka
merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi
menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
d. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan
data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 :
310-311).
C. Bentuk-Bentuk
Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan
dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke
pimpinan secara timbal balik.
b. Komunikasi horizontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar,
misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering
kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang
terjadi secara formal.
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi
silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda
dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara
vertikal atau lateral (menyisi). Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
1) Ke bawah :
Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi
ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan
penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan
dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan
mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
2) Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama (Robbins, 2002 : 314-315).
2) Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama (Robbins, 2002 : 314-315).
D. Jenis-Jenis Komunikasi
1. Komunikasi Verbal
Mencakup aspek-aspek
berupa:
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan
efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena
itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses
bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau
terlalu lambat.
c. Intonasi suara. Akan mempengaruhi arti pesan secara
dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan
intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan
hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor. Dapat meningkatkan kehidupan yang
bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu
menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan
harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam
berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan
secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih
mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat). Merupakan hal kritis
yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang
bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar
atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal
adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan
arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi
non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber
yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi
seseorang.
b. Kontak mata
Merupakan sinyal alamiah
untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau
tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak
mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang
lainnya
c. Sentuhan
Merupakan bentuk
komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada
komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan
Cara seseorang berjalan,
duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan
gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara)
Rintihan, menarik nafas
panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang
dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi
non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat
jelas.
f. Gerak isyarat
Merupakan hal yang dapat
mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari
komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama
berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya
untuk menghilangkan stress.
E. Dimensi dan Perspektif Komunikasi
Sesuai
pengertian dan model komunikasi, komunikasi dapat dilihat dari berbagai dimensi
yakni sebagai berikut :
1. Komunikasi Sebagai Proses
Apabila
komunikasi dipandang sebagai proses maka komunikasi itu sendiri bersifat
dinamis atau tidak tetap sesuai unsur-unsur yang mengikutinya atau bisa disebut
juga suatu kegiatan yang bersifat dinamis. Dan dikatakan proses pun juga
berarti unsur-unsurnya memang bersifat aktif. Mari kita menelaah dari konteks
komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa mana yang disebut proses.
Apabila
ditelaah dalam komunikasi antarpribadi yang disebut atau yang menunjukkan prose
adalah saat dimana adanya kegiatan pengiriman pesan pada satu orang ke orang yg
lain. Mulai dari adanya sebuah informasi lalu ada sender yang memberikan
informasi dan adapula receiver yang mendapatkan informasi nah, ketika informasi
itu berjalan mulai dari adanya hal yang akan disampaikan hingga diterima
receiver itulah disebut proses.
2. Komunikasi Sebagai Simbolik
Hampir
semua pernyataan manusia dalam berkomunikasi tidak lepas dari simbol atau
lambang. Nah!!apa simbol itu sendiri, simbol disini berarti sebuah tanda atau
lambang hasil kreasi manusia atau bisa dikatakan sebuah tanda hasil kreasi
manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi
dengan sesamanya. Dalam pernyataan “kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi
dengan sesamanya” dapat ditelaah kembali bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
adanya simbol itu sendiri yaitu :
a.
Faktor budaya
b.
Faktor psikologis
Sehingga
meskipun pesan yang disampaikan sama tetapi bisa saja berbeda arti bilamana
individu yang menerima atau receiver nya mempunyai kerangka berpikir berbeda
begitu juga latar belakang budayanya.
Simbol
dapat dinyatakan dalam bentuk lisan ataupun tertulis (verbal), untuk bentuk
tertulis banyak sekali contohnya seperti puisi, syair, cerpen, novel, karya
sastra lain, ataupun media cetak koran, majalah dan sebagainya yang tertuang
dari rangkaian-rangkaian kata hitam di atas putih dan sejenisnya, itu semua
sudah disebut komunikasi meskipun tidak langsung bertemu dengan si penulis atau
bahkan berhadapan langsung dengan sender namun komunikasi dengan bentuk
tertulis.
3. Komunikasi Sebagai Sistem
Sistem
sering diartikan sebagai suatu aktifitas yang saling bergantung dan
berinteraksi satu sama lain antara unsur-unsurnya. Sehingga suatu sistem
memiliki sifat menyeluruh, bergantung, berurutan, mengontrol dirinya, seimbang,
berubah, adaptif, dan memiliki tujuan. Jadi intinya suatu kegiatan tidak akan
berjalan dengan baik apabila salah satu komponen unsurnya tidak bekerja dengan
baik pula atau salah satu saja tidak berfungsi maka kegiatan itu tidak bisa
berjalan engan lancar.
Dari
segi bentuknya ada sistem terbuka dan tertutup yang mebedakan adalah sistem
terbuka dimana prosesnya terbuka tergantung pengaruh lingkungan sekitarnya, dan
sistem tertutup prosesnya tertutup dari pengaruh lingkungan luar. Contoh :
a.
Penelitian atau uji coba makanan yang tidak boleh ada pengaruh dari luar,
seperti : debu, musim, cuaca. Dan hasilnya sudah pasti dapat
diantisipasi.(sistem tertutup)
b.
Memilih agama yang dianut banyak sekali pengaruh dari luar seperti : pihak
keluarga, lingkungan mayoritas penduduk menganut apa?, latar belakang budaya.
(sistem terbuka)
Lalu apa kaitannya dengan proses komunikasi, seperti yang saya jelaskan tadi di atas bahwa komunikasi sebagai sistem berarti memiliki komponen-komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain yaitu, sender, message, receiver, media, signal,etc. Apabila itu semua ada yang tidak berfungsi atau mengalami gangguan maka informasi atau komunikasi yang berjalan tidak akan berhasil sesuai harapan atau bahkan bisa terjadi. Karena keterikatan komponen antara satu dengan yang lainnya akan meng hasilkan feedback loops atau umpan balik dan hasilnya merupakan kerja sama dari semua komponen yang ada (synergic).
Lalu apa kaitannya dengan proses komunikasi, seperti yang saya jelaskan tadi di atas bahwa komunikasi sebagai sistem berarti memiliki komponen-komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain yaitu, sender, message, receiver, media, signal,etc. Apabila itu semua ada yang tidak berfungsi atau mengalami gangguan maka informasi atau komunikasi yang berjalan tidak akan berhasil sesuai harapan atau bahkan bisa terjadi. Karena keterikatan komponen antara satu dengan yang lainnya akan meng hasilkan feedback loops atau umpan balik dan hasilnya merupakan kerja sama dari semua komponen yang ada (synergic).
4. Komunikasi Sebagai Multidimensional
Apabila
dilihat dari multidimensional komunikasi ada dua sisi yaitu: dimensi isi dan
dimensi hubungan.
a. Dimensi isi :
lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi
seperti orang madura berbicara dengan orang jawa pasti bahasa yang mereka
gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam
komunikasi.
b. Dimensi hubungan :
menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih
dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka
berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau
simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan.
Asumsi dasar hubungan multidimensional adalah bahwa sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi komponen yang lainnya.
Asumsi dasar hubungan multidimensional adalah bahwa sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi komponen yang lainnya.
Sumber:
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2007/12/komunikasi-arti-fungsi-dan-bentuk.html
http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/10/jenis-jenis-komunikasi-563927.html
http://cacacukakeju.blogspot.com/2011/01/dimensi-dan-perspektif-komunikasi.html