Thursday, February 2, 2012

Beberapa Definisi Tentang Kebudayaan oleh Budayawan Indonesia

A. Definisi Langsung

  1. Soenarjo Kolopaking dalam prasaranya "Kebudayaan atau Culture ialah: Totalitet dari pada milik dan hasil usaha (Prestatie) manusia yang diciptakan oleh kekuatan jiwanya dan oleh proses saling mempengaruhi antara kekuatan-kekuatan jiwa tadi di antara jiwa manusia yang satu dengan yang lain".
  2. M. Nasroen dalam definisinya kebudayaan adalah "Hasil yang nyata dari pertumbuhan dan perkembangan rohani dan kecerdasan suatu bangsa".
  3. H. Abdurohim dalam bukunya "Dasar-dasar Antropologi Indonesia" Kebudayaan itu adalah: "Segala sesuatu yang diciptakan manusia baik dahulu maupun sekarang yang kongkrit maupun yang abstrak".
B. Definisi Tidak Langsung
  1. Prijono, Prasaran mengenai Kebudayaan Nasional "Secara Formil kata kebudayaan itu mungkin berasal dari budaya, jama' dari budhi yang telah lazim kita pakai dalam Indonesia dan bahasa-bahasa daerah kita damlam bentuk budi. Jika demikian maka kebudayaan dapat diartikan: "Segala hasil manusia atau hasil dari segala budhi manusia".
  2. Hadji Agus Salim, mengutarakan : Kebudayaan adalah "persatuan antara budi dan daya menjadi kata dan maknanya masing-masing budi yang mengandung maka tenaga, kekuatan, kesanggupan. Maka kebudayaan mengandung makna leburan dari pada makna tadi dan artinya himpunan segala usaha dan daya upaya yang dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi, untuk memperbaiki suatu dengan tujuan mencapai kesempurnaan. Alhasil dari asalnya kata kebudayaan itu memang sama artinya dengan kata "kultur yang kita dapat dari bahasa barat".
  3. Ki Hajar Dewantara, "Pembangunan dan Aestetika atau keindahan" dalam 10 Intelegensia: Tentang Pembangunan Masyarakat dan Negara Republik Indonesia.

  • Jiwa manusia sebaliknya telah merupakan "diferensiasi" kekuatan-
          kekuatan terkenal dengan "trisakti" dan tiga kekuatan itu ialah
          fikiran, rasa, dan kemauan atau "Cipta Rasa Karsa" Trisakti inilah
          yang disebut "Budi".
  • Budi manusia tadi karena ada tiga kekuasaan tersebut itu tadi saja
          berkuasa untuk memasukkan segala isi alam yang ada di luarnya
          ke dalam jiwanya, dengan perantaraan "Panca inderanya" namun
          berkuasa pula untuk "mengolah" atau "memasak" segala isi alam
          yang memasuki jiwanya itu, hingga menjadi "buah" dan buah budi
          manusia itu disebut "kebudayaan".


Sumber: Diktat Perkuliahan Pendidikan Agama Islam PA1 Universitas Gunadarma

No comments:

Post a Comment