A. Definisi Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh
seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi
kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok
untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan
dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan
memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak
yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan
umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan
pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan
tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi
perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara
yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada
yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan.
Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus
tunduk pada UU (objek dari kekuasaan).
B. Sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven
Teori
yang dikemukakan oleh French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa kepemimpinan
bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau organisasi. Dengan perkataan
lai, orang atau orang-orang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam
suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin
kelompok atau organisasi itu. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga
macam, yaitu:
1. Kekuasaan
Bersumber pada Kedudukan (Position)
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Kekuasaan Formal atau legal
(French & Raven, 1959)
Termasuk
dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana
mentri dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau
diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
b. Kendali atas Sumber dan Ganjaran
(French & Raven, 1959)
Majikan
yang menggaji karyawan, majikan yang mengupah buruh, kepala suku atau kepala
kantor yang dapat member ganjaran kepada bawahannya, dan sebagainya, memimpin
berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini.
c. Kendali atas Hukum (French &
Raven, 1959)
Ganjaran
biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasa juga
kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang yang sumbernya
hanya kendali atas hukuman saja, ini merupakan kepemimpinan yang didasarkan
pada rasa takut. Contoh para preman yang memungut pajak kepada pedagang,
pedagang akan tunduk kepada preman karena takut akan mendapat perlakuan kasar.
d. Kendali atas Informasi (French
& Raven, 1959)
Informasi
adalah ganjaran positif bagi orang yang memerlukannya, sehingga siapa pun yang
menguasai informasi dapat menjadipemimpin. Misal adalah orang yang paling tahu
arah jalan maka otomatis dia akan menjadi pimpinan rombingan.
e. Kendali Ekologi (lingkungan)
Sumber
kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa situasi (situational sengineering).
Contoh adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham, 1975). Seorang atasan,
manager, atau kepala bagian personality mempunyai kekuasaan atas bawahannya,
karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
2.
Kekuasaan yang Bersumber pada Pribadi (Personal)
Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan,
kekuasaan yang bersumber pada kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi,
yaitu sebagai berikut:
a. Keahlian atau Ketrampilan
(French & Raven, 1959)
Dalam
agama Islam, orang yang menjadi imam adalah orang yang paling fasih membaca
ayat Al-Qur’an. Demikian pula dalam pesawat atau kapal, orang yang paling ahli
dalam mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.
b. Persahabatan atau Kesetiaan
(French & Raven, 1959)
Sifat
dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber
kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.
c. Karisma (House, 1977)
Ciri
kepribadian yang menyebabkan timulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga
merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal
ini dibicarakan tersendiri dalam teori bakat
3.
Kekuasaan yang Bersumber pada Politik (Political
Power)
Kekuasaan yang bersumber pada politik
terdiri atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981):
a. Kendali atas Proses Pembuatan
Keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974)
Dalam
organisasi, ketua menetukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan
atau tidak. Dan sebagainya.
b. Koalisi (Stevenson, Perace &
Porter, 1985)
Kepemimpinan
atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan
untuk membuat kerja sama denga kelompok lain.
c. Partisipasi (Pfeffer, 1981)
Pemimpin
mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk
apa tiap anggota berpartisipasi, dan sebagainya.
d. Institusionalisasi
Pemimpin
agama menikahkan pasangan suami istri, menentukan terbentuknya keluarga baru.
Notaris atau hakim menetukan berdirinya suatu yayasan atau perusahaan baru. Dan
sebagainya.
Sumber:
No comments:
Post a Comment