Monday, June 24, 2013

Ringkasan: Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan, Hubungan Interpersonal, Cinta dan Perkawinan

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan

A. Konsep Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat. Kepribadian yang sehat ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

B. Pertumbuhan Personal

Kepribadian individu tidak langsung terbentuk, tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

1. Penekanan Pertumbuhan Diri

Penekanan pertumbuhan diri adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. 

2. Variasi dalam Pertumbuhan

Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri.

3. Kondisi-kondisi untuk Bertumbuh

Aspek perkembangannya berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh secara intrinsik. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen.

Hubungan Interpersonal

Definisi Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain. Hubungan interpersonal timbul akibat rasa ketertarikan dengan orang lain. Rasa tertarik bukan hanya didefinisikan sebagai cinta atau suka, tetapi juga melalui rasa simpati.

A. Model Hubungan Interpersonal

1. Model Pertukaran Sosial (Social Exchange Model)

Hubungan interpersonal identik dengan suatu transaksi dagang. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif), serta hasil atau laba (ganjaran dikurangi biaya). 

2. Model Peranan (Role Model)

Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspektasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan.

3. Model Permainan (Games People Play Model)

Model ini menjelaskan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permainan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
a) Kepribadian orang tua 
b) Kepribadian orang dewasa 
c) Kepribadian anak 

4. Model Interaksional (Interacsional Model)

Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.

B. Cara Memulai Hubungan

Tahap-tahap dalam hubungan interpersonal, yaitu:

1. Pembentukan

Sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Ditandai usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Menurut Charles R. Berger, informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada 7 kategori, yaitu:
a) informasi demografis
b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek)
c) rencana yang akan datang
d) kepribadian
e) perilaku pada masa lalu
f) orang lain serta
g) hobi dan minat

2. Peneguhan Hubungan

Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada 4 faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a) Keakraban 
b) Kontrol 
c) Respon yang tepat 
d) Nada emosional yang tepat 

Pembentukan Kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam Memulai Hubungan

A.     Intimasi dan Hubungan Pribadi

Pendapat beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
1. Shadily dan Echols (1990): Intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan.
2. Sullivan (Prager, 1995): Intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
3. Steinberg (1993): Suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
4. Levinger dan Snoek (Brernstein dkk, 1988): Merupakan suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat timbal balik antara dua individu.
5. Atwater (1983): Intimasi mengarah pada suatu hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang diakibatkan oleh persatuan yang lama.

Dalam suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan, maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng atau awet. Komunikasi yang selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan saling terbuka pun menjadi modal yang cukup untuk membina hubungan yang harmonis.

B. Intimasi dan Pertumbuhan

Apapun alasan untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman adalah proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain, kebebasan menjadi diri sendiri dan proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim, ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita memiliki beban.

Cinta dan Perkawinan

A. Deskripsi Cinta dan Perkawinan

Cinta Menurut Ahli Psikologi

Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah,  kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Sternberg terkenal dengan teorinya tentang segitiga cinta. Segitiga cinta itu mengandung komponen:
1. Keintiman (intimacy) adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan.
2. Gairah (passion) adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.
3. Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.

Menurut Strenberg, setiap komponen itu pada setiap orang berbeda derajatnya. Cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Pola-pola proporsi ketiga komponen ini dapat membentuk berbagai macam tipe hubungan seperti terlihat dalam tabel berikut.

Tipe      
Komponen yang Hadir
Deskripsi
Nonlove
Ketiga komponen tidak ada
Ada pada kebanyakan hubungan interpersonal, seperti pertemanan biasa (hanya kenalan saja)
Liking
Hanya keintiman
Ada kedekatan, saling pengertian, dukungan emosional, dan kehangatan. Biasanya ada pada hubungan persahabatan (bisa sesama jenis kelamin)
Infatuation
Hanya gairah
Seperti pada cinta pada pandangan pertama, ketertarikan secara fisik, biasanya mudah hilang
Empty love
Hanya komitmen
Biasanya ditemukan pada pasangan yang telah menikah dalam waktu yang panjang (misalnya pada pasangan usia lanjut)
Romantic love
Keintiman dan gairah
Hubungan yang melibatkan gairah fisik maupun emosi yang kuat, tanpa ada komitmen (pacaran atau perkawinan)
Companionate love
Keintiman dan komitmen
Hubungan jangka panjang yang tidak melibatkan unsur seksual, termasuk persahabatan (juga persahabatan suami-istri)
Fatous love
Gairah dan komitmen
Hubungan dengan komitmen tertentu (misalnya perkawinan) atas dasar gairah seksual. Biasanya pada suami istri yang sudah kehilangan keintimannya
Consummate love
Semua komponen
Menjadi tujuan dari hubungan cinta yang ideal

Baron dan Byrne (2004) mendefinisikan cinta sebagai sebuah kombinasi emosi, kognisi, dan perilaku yang ada dalam sebuah hubungan intim.

Perkawinan

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1/1974, Bab I, pasal 1 “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Cinta dapat dan benar bisa terjadi tanpa perkawinan, dan perkawinan dapat dan benar-benar terlaksana tanpa cinta. Penelitian telah menunjukan pria yang telah berkeluarga lebih mungkin mencapai keberhasilan, berpenghasilan tinggi, memperoleh jabatan-jabatan dengan status yang tinggi dan mengarah pada kehidupan yang panjangdan bahagia dibandingkan dengan pria bujanga. Sebaliknya wanita yang berkeluarga lebih lebih mungkin untuk menderita sakit fisik, deprsi, stress, cemas dibandingkan dengan wanita lajang.

Menurut Cuber & Harroff, secara keseluruhan terdapat enam klasifikasi atau tipe hubungan dalam perkawinan, yaitu:
1) Conflict-habituated, tipe pasangan yang jatuh dalam kebiasaan mengomel dan bertengkar.
2) Devitalized, karakteristik pasangan yang sekali waktu dapat mengembangkan rasa cinta, menikmati seks, dan satu sama lain saling menghargai.
3) Passive-congenial, sama dengan pasangan tipe devitalized, tetapi kekosongan perkawinan itu telah berlangsung sejak awal.
4) Utilitarian, lebih menekankan pada peran daripada hubungan.
5) Vital, ciri-ciri pasangan terikat satu sama lain, terutama oleh relasi pribadi antara yang satu dengan yang lain.
6) Total, mereka selalu dalam kebersamaan secara total, sehingga meminimalisasi adanya pengalaman pribadi dan konflik.

Kehidupan Perkawinan

Masa dewasa muda adalah masa bagi kehidupan seseorang yang berusia antara 20 – 40 tahun. Dalam sisi perkembangan psikososial, terjadi proses pemantapan kepribadian dan gaya hidup serta merupakan saat membuat keputusan tentang hubungan yang intim. Pada saat ini, kebanyakan orang menikah dan menjadi orang tua (Papalia, Olds, & Feldman, 2001; Santrok, 2002).

Hatfield (dalam Lubis, 2002) menyatakan bahwa ada dua macam cinta diantara pasangan dalam perkawinan. Pada masa pacaran dan di awal perkawinan, biasanya yang dominan adalah passionate love yang menggebu-gebu dan diwarnai oleh sikap posesif terhadap pasangan, sedangkan companiate love berkembang secara perlahan-lahan dan ada pada perkawinan yang bahagia.

Cinta dalam Sebuah Perkawinan

Baumister dan Leary menjelaskan bahwa manusia memiliki “kebutuhan dasar untuk memiliki” dapat diwujudkan melalui kehidupan perkawinan. Pemenuhan kebutuhan dasar dalam sebuah kehidupan perkawinan memicu terbentuknya kebahagiaan dalam diri seseorang karena dalam kehidupan perkawinan terdapat potensi memberikan kehadiran eksistensi pertemanan (friendship), keintiman, cinta, afeksi, dan dukungan sosial pada saat seseorang mengalami situasi krisis.

B. Bagaimana Memilih Pasangan

Tingkat Kecocokan

Jika seorang menganggap penting komitmen jangka panjang dan pasangannya lebih mementingkan birahi, maka segitiga cinta mereka tidak akan sepadan.

Cinta Sejati

Cinta romantis adalah bagi setiap oranghanya ada satu cinta sejati yang terjadi dalam kehidupannya. Keyakinan pada satu cinta sejati bisa mencegah seseorang merusak suatu hubungan yang baik, dalam semangat naif untuk menemukan apa yang disebut sebagai cinta yang sempurna.

Waktu yang Tepat untuk Jatuh Cinta

Cinta merupakan serangkaian perasaan, sikap, dan perilaku yang berubah-ubah, dan kompleks. Kadang-kadang terjadi dengan cepat dan kadangkala membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berubah Perasaan tergila-gila sangatlah cepat pudar apabila seseorang yang dipija dari jauh secara tiba-tiba mudah didapatkan.

Waktu yang dibutuhkan agar cinta ‘lolos ujian’ tergantung sebagian pada tempo meningkatkan keintiman dan kepercayaan melalui kontak langsung dan pertukaran emosional. Cinta yang berkembang dalam situasi-situasi yang tidak biasa dan khususnya dalam situasi-situasi ‘terlarang’ atau main belakang - dapat mudah layu ketika menghadapi realitas kehidupan yang sesungguhnya.

Pria, Wanita, dan Cinta

Dua cara mengungkapkan cinta yang berbeda ini dapat menyebabkan timbulnya kesalah pahaman dan konflik antara pria dan wanita. Bagi wanita bagian terpenting cinta meliputi komunikasi emosional dan pengasuhan ikut merasakan perasaan orang lain, memahami dan memberikan tanggapang terhadap perasaan-perasaan itu; mendengarkan secara simpatik tanpa menimbang atau memberikan jalan keluar. Sebaliknya peran laki-laki adalah mengejar berbagai prestasi secara aktif dan kemampuan memecahkan persoalan-persoalan praktis. Banyak pria yang merasakan kesulitan dalam mengungkapkan perasaan-perasaanya dan memberikan cintanya dengan hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasangannya-berhubungan dengan ‘dunia luar’ pasanganya, bukan dengan ‘dunia dalam’ suatu emosi pasangannya.

C. Seluk Beluk Hubungan dalam Perkawinan

Tidak semua perkawinan tidak bertahan lama harus didasarkan pada cinta karena banyak perkawinan mampu bertahan dalam rentang yang sangat lama karena faktor-faktor diluar cinta semisal anak-anak, harta, keuangan, atau takut sendirian.

Baumgardner dan Clothers (2010) menjelaskan bahwa keberhasilan perkawinan merupakan salah satu penyumbang penting bagi terjadinya penguatan kesehatan individu dan kebahagiaan individu.

Penelitian psikologi positif tentang perkawinan yang berbahagia oleh Lauer dan Lauer tahun 1985 (dalam Baumgardner dan Clothers, 2010) terhadap pasangan yang telah menikah 15 tahun atau lebih menunjukan bahwa pertemanan (friendship) dan komitmen merupakan faktor utama terjadinya perkawinan yang bahagia.

Dalam kehidupan perkawinan kenikmatan perkawinan dapat diperoleh melalui tertawa bersama sebagai konsekuensi dari tindakan humor. Humor juga mampu mendetoksi atau menetralkan konflik antara suami dan istri dan sekaligus menyembuhkan stress akibat konflik dalam suatu hubungan perkawinan. Ternyata kesamaan juga berlaku terkait dengan humor yang ada di antara suami dan istri.

Berdasarkan banyak penelitian di dunia barat (Myers, 2002), terdapat beberapa faktor yang perlu di perhatikan agar cinta tetap ada dalam perkawinan dan perkawinan tetap lestari, yaitu:
1. Orang menikah dalam usia yang matang untuk hidup dalam hubungan suami dan istri.
2. Orang mengalami tumbuh kembang di bawah pengasuhan orang tua yang lengkap.
3. Hubungan yang cukup lama sebelum perkawinan.
4. Orang memiliki pendidikan yang baik.
5. Orang memiliki penghasial yang cukup.
6. Orang tinggal dalam kota kecil.
7. Orang tidak hidup bersama atau hamil belum menikah.
8. Orang memiliki komitmen religus diantara kedua belah pihak.

D. Perceraian dan Pernikahan Kembali

Masalah-masalah dalam Percintaan

Pengalaman jatuh cinta dapat merupakan salah satu pengalaman yang paling yang menggairahkan yang diberikan oleh kehidupan. Namun sedikit sekali jika ada hubungan-hubungan yang berjalan mulus. Setiap hubungan mempunyai  masa evolusinya sendiri dan memahami kesulitan-kesulitan yang terjadi pada setiap tahap dapat membuat hubungan-hubungan tersebut lebih mudah diatasi.

Perceraian

Perceraian adalah cerai hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran masing-masing. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku (Erna, 1999). Perceraian merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya sebagai suami istri.

E. Single Life

Hidup sendiri (single life) adalah salah satu pilihan hidup yang ditempuh seorang individu. Hidup sendiri berarti ia sudah memikirkan resiko yang akan timbul sehingga mau tidak mau ia harus siap menanggung segala kerepotan yang muncul dalam perjalanan hidupnya

Faktor-faktor Keinginan Hidup Sendiri

a) Masalah ideologi atau panggilan agama
b) Trauma perceraian
c) Tidak memperoleh jodoh, misalnya ingin hidup sendiri (menjanda atau menduda dan tidak mau menikah lagi)

Nilai Positif dan Negatif Hidup Sendiri

1. Segi Positif Hidup Sendiri

a) Memperoleh nilai kebebasan. Individu merasa dapat menikmati kebebasan melakukan berbagai aktivitas tanpa ada yang mengganggunya.
b) Kemandirian dalam pengambilan keputusan.

2. Segi Negatif Hidup Sendiri

Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan seksual. Setiap orang yang menginjak masa dewasa muda, baik laki-laki maupun perempuan, tidak dipungkiri memiliki dorongan biologis yang bersifat alamiah. Bila ia hidup sendiri, kemungkinan besar seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual.

F. Artikel

Cinta dan kesetiaan pasangan mantan Presiden RI, BJ Habibie dengan istrinya Ainun Habibie memang memberikan inspirasi banyak orang. Jika anda sudah mengenal kisah cinta nan romantis Romeo dan Juliet atau Layla dan Majnun, maka Indonesia kini tidak hanya memiliki dongeng Rama dan Shinta.

Habibie dan Ainun di masa remaja menempuh pendidikan di SMP yang sama. Tahun demi tahun pun berlalu, hingga pada tahun 1962, mereka berdua bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta pada Ainun yang sudah berubah menjadi gadis cantik. Karena kecantikannya banyak pria yang menaruh hati pada Ainun. Kebanyakan yang menyukai Ainun adalah pria berpangkat dan kaya, tapi Habibie sama sekali tidak minder. Dengan percaya diri ia datang ke rumah Ainun menggunakan becak sedangkan para ‘pesaingnya’ kebanyakan bermobil.

Ainun tidak silau dengan semua pangkat dan kekayaan, ia lebih memilih Habibie dan menikah dengannya. Setelah menikah, mereka pergi ke Jerman. Di sana Habibie menyelesaikan studi S3-nya dan berharap bisa kembali ke Indonesia untuk bisa membuat pesawat terbang produksi anak bangsa seperti janji yang pernah diucapkan ketika sakit.

Habibie yang dihormati di Jerman, ternyata tidak dihormati di negerinya sendiri. Mimpi untuk membangun tanah air mengalami banyak hambatan. Terpaksa ia bekerja di industri Kereta Api di Jerman. Sampai tiba masanya Habibie memiliki kesempatan untuk mewujudkan mimpinya. Ia kembali ke Indonesia dan mulai berkarya. Habibie sukses mengembangkan teknologi di tanah air.

Kesuksesan Habibie mengabdikan diri pada negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi memiliki waktu untuk keluarga, bahkan untuk dirinya sendiri. Ia hanya sempat tidur satu jam setiap hari. Usai melepas jabatan sebagai Presiden RI, ia kembali ke Jerman bersama Ainun. Di Jerman mereka hidup lebih tenang dan damai. Tapi tak bertahan lama. Ainun divonis menderita kanker ovarium stadium 4, memaksanya harus dirawat di rumah sakit dan menjalankan operasi berkali-kali. Selama sakit, Habibie dengan setia merawat Ainun dan menjaganya sampai Ainun menutup mata. Sebuah perpisahan yang sangat berat bagi siapapun yang saling mencinta.

7 Pembelajaran Dari Kisah Cinta Ainun dan Habibie

1. Ada garis batas tipis antara benci dan cinta.
2. Jodoh takkan kemana dan kalau memang jodoh, jalannya akan mudah.
3. Tak sekedar jatuh cinta tapi juga membangun cinta.
4. Mereka berbeda, namun punya titik temu.
5. Mereka disatukan oleh mimpi yang sama dan saling mendukung satu sama lain dikala pasang surut.
6. Mereka manunggal sebagai satu kesatuan secara bathin, pikiran, dan jiwa.
7. Luangkanlah waktu untuk orang-orang yang kita cintai.

No comments:

Post a Comment